Warga SH Terate Perlu Mengamalkan 10 Azaz Dakwah Walisongo Ini

Sebelum membahas tentang 10 Azaz Dakwah Walisongo, Kita cermati dahulu Wasiat Sunan Kalijaga berikut :
“Yen wis tibo titiwancine kali-kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, wong wadon ilang wirange. Mangka enggal – enggala tapa lelana njlajah desa milang kori patang sasi aja ngasik balik yen durung olih pituduh (hidayah) saka gusti Allah”
 
Artinya kurang lebih :
“Jika sudah tiba zaman dimana sungai-sungai hilang kedalamannya (orang yg berilmu tapi tidak mengamalkannya), pasar hilang gaungnya/ tak ramai lagi (Masjid, surau yang tidak lagi banyak orang beribadah), wanita-wanita hilang malunya (tidak menututup aurat dan tidak menjaga kehormatannya) maka cepat-cepatlah kalian keluar 4 bulan dari desa ke desa (dari kampong ke kampong) dari pintu ke pintu (dari rumah ke rumah utk dakwah) janganlah pulang sebelum mendapat hidayah dari Allah swt”

10 Azaz Dakwah Walisongo

Wasiat tersebut merupakan suatu seruan untuk kita semua, jika keadaan disekitar kita tidak lagi baik dan banyak kemaksiatan dimana-mana, maka kita diserukan untuk berdakwah dan mengajak umat untuk kembali kepada ke jalan yang benar

Berkaitan dengan Dakwah atau mengajak kepada kebaikan, saya selalu yakin dan berdoa bahwa pengabdian kita sebagai Anggota SH Terate juga tergolong berdakwah. Maka seyogyanya, kita meneladani 10 Asas Dakwah Walisongo dalam menyerukan dan mengajarkan Agama Islam, diantaranya :


1. Sugih tanpa banda (kaya tanpa harta)
Jangan punya keyakinan bahwa orang kaya adalah orang yang berharta. Sejatinya kaya bagi bagi manusia khususnya orang SH Terate adalah kaya hatinya, tanpa kenal lelah dan tanpa mengharap imbalan dalam mengamalkan Ilmu dan pengalaman kepada para siswanya. Semoga kita semua dapat menjadi Warga SH Terate yang demikian.
 

2. Ngluruk tanpa bala (Menyerang tanpa banyak orang/tentara)
Menyerang disini juga dapat diartikan Bertarung ataupun Berdakwah (menyerukan kebaikan). Barsyukurlah kita karena memiliki banyak saudara, jadi tidak sulit rasanya ketika kita hendak berjuang untuk organisasi dan selalu membelanya, karena dipastikan akan mendapat banyak sekali dukungan dari saudara-saudara kita. Akan tetapi, sejatinya orang Bertarung ataupun Berjuang untuk kebaikan itu tidak perlu banyak dukungan dulu baru beraksi, kuncinya adalah kita benar dan yakin bahwa Allah Tuhan Yang Maha Kuasa Selalu ada untuk kita, ingsya Allah.
 

3. Menang tanpa ngasorake (menang/unggul tanpa merendahkan orang)
Ketika kita berada pada posisi yang benar dan berpegang teguh kepada Allah saat kita berdakwah, maka ingsya Allah, Allah akan memberikan kemenangan untuk kita (unggul). Akan tetapi, jangan sampai kita menganggap orang yang kita ajak menuju kebaikan atau musuh yang kita kalahkan itu labih rendah dari kita.
 

4. Mulya tanpa punggawa (mulia tanpa anak buah)
Derajat kemuliaan manusia dilihat dari iman dan amal perbuatannya bukan dilihat dari bnyaknya pengikut. Maka tentang derajat kemuliaan ini, hanya Allah lah yang mengetahuinya, kita sebagai makhluk-Nya tidak boleh menghakimi dan memberikan penilaian tentang derajat manusia lainnya.
 

5. Mletik tanpa sutang (melompat jauh tanpa tanpa galah/tongkat panjang)
Niat untuk dakwah keseluruh alam itu Allah yang menghendakinya, bukan karena dunia, harta dan sebagainya. Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam berjuang untuk SH Terate itu tidak boleh bersandar kepada keadaan. Apapun keadannya, berjuang untuk organisasi tetaplah menjadi kewajiban. Hujan, panas dan berjalan kaki misalnya, itu semua hal yang lumrah dan tidak menjadi halangan bagi Warga SH Terate.
 

6. Mabur tanpa lar (terbang tanpa sayap)
Berdakwah atau menyerukan kebaikan itu tugas seluruh manusia, tanpa perlu jabatan, kekuasaan ataupun punya kemampuan banyak dulu baru melakukannya. Berdakwah atau menyerukan kebaikan dari satu orang ke orang lain, satu tempat ke tempat lain dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Seperti halnya Warga SH Terate, dimanapun dia berada, kemanapun dia meangkah hendaklah selalu mengamalkan ajaran-ajaran luhur SH Terate.
 

7. Digdaya tanpa aji-aji (sakti tanpa ilmu kedigdayaan)
Ketika kita berdakwah menyerukan kebaikan, Maka Allahlah yang akan senantiasa membantu kita, menolong kita dan memenangkan kita. Hingga pada akhirnya, kita menjadi manusia yang Ikhlas. Dan inilah kesaktian yang sejati.
 

8. Menang tanpa tanding (menang tanpa berperang)
Dalam berdakwah harus dengan hikmah, kata-kata yang baik, akhlaq yang mulia dan ketegasan bukan dengan kekerasan dan arogansi. Seperti halnya ketika melatih siswa SH Terate, jika berdampak pada perubahan sikap yang jauh lebih baik pada diri mereka, maka kita sebagai Warga SH Terate telah mendapatkan kemenangannya.
 

9. Kuncara tanpa wara-wara (Terkenal tanpa gembar-gembor)
Tujuan SH Terate diantaranya adalah untuk mendidik manusia agar berbudi luhur, tahu benar dan salah dengan landasan utamanya yakni Persaudaraan. Saling membantu, saling memberi manfaat, tidak arogan, dan menghargai orang lain merupakan sebagian kecil dari banyak hasil yang dipetik dari ajaran Persaudaraan tersebut. Maka terbukti sekarang, tanpa adanya ajakan, penawaran bahkan rayuan, organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate menjadi organisasi Pencak Silat terbesar di dunia. Luar Biasa..
 

10. Kalimasada senjatane (kalimat iman (syahadat) adalah senjatanya)
Lima dasar Persaudaraan SH Terate yang terakhir merupakan Kerohanian (Ke-SH-an). Ber-SH merupakan suatu keteguhan untuk yakin pada hati sanubari, yakin bahwa suara hati adalah suara kebenaran, keyakinan untuk mengenal diri hingga kemudian mengenal Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tiada Tuhan Selain Allah.

Wallaahu a'lam.

Demikian artikel tentang 10 azaz dakwah walisongo yang perlu diteladani oleh Warga SH Terate dimanapun berada. Mohon maaf jika ada kekeliruan dalam penulisan. Kritik dan tegur saya ketika saya salah. Terimakasih.. Salam Persaudaraan.

0 Response to "Warga SH Terate Perlu Mengamalkan 10 Azaz Dakwah Walisongo Ini"

Post a Comment