Sepiro Gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung Dadi Coba

Kesengsaraan akan selalu menghiasi kehidupan manusia. Manusia diciptakan dan dilahirkan di muka bumi ini adalah untuk berjuang. Kehidupan yang tanpa perjuangan adalah kehidupan nanti setelah kematian kita, setelah terompet sangkala di tiup. Di sana hanya ada dua kehidupan, kehidupan kesengsaraan dan kehidupan penuh kenikmatan. Namun, sebagai manusia yang masih hidup di dunia fana ini, kesengsaraan dan kenikmatan hidup akan selalu seiring sejalan. Tidak ada manusia yang selalu bahagia penuh kenikmatan, dan tidak ada pula manusia yang selalu sengsara.


Keyakinan akan kesengsaraan sebagai cobaan hidup itu diyakini oleh semua keyakinan agama. SH Terate pun menganggap hal yang sama, sepiro gedhening sengsoro yen tinompo amung dadi coba (seberapa pun besarnya kesengsaraan jika diterima hanya menjadi cobaan). Tuhan Yang Maha Penyayang tidak akan pernah memberikan cobaan hidup melebihi kemampuan hamba-Nya. Seberapapun beratnya cobaan dan kesengsaraan hidup yang kita alami, itu artinya kesengsaraan dan cobaan hidup itu sanggup kita pikul dan tanggung. Tidak ada maksud Tuhan dengan memberikan cobaan dan kesengsaraan itu kecuali untuk memuliakan hamba-Nya. 

Cobaan tidak akan pernah lepas dari kehidupan. Namun kita yakini bahwa dalam setiap ajaran kebaikan selalu ditanamkan bahwa bersama kesengsaraan ada kemudahan. Dalam agama Islam, agama yang saya anut, dikatakan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan, di balik kesulitan ada kemudahan. Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa sebagai manusia, khususnya manusia SH yang selalu ber-SH, tidak boleh mengeluh, tidak boleh menyerah dengan tantangan, kesengsaraan, dan cobaan hidup. Karena seberapapun besarnya kesengsaraan jika diterima dengan ikhlas maka itu hanya akan menjadi cobaan. Karenanya kita mesti ingat bahwa Tidak ada maksud Tuhan dengan memberikan cobaan hidup kecuali untuk memuliakan hambanya. Untuk saudara-saudara yang sedang dicoba dengan cobaan yang sangat berat, bersabarlah. Ingat pepatah di atas, ingat ajaran agama.

2 Responses to "Sepiro Gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung Dadi Coba"